Apa Maksud dari *args dan **kwargs pada Python?

*args dan **kwargs sebenarnya adalah sebuah variabel. Kadang juga disebut dengan magic variable, karena kemampuannya yang aneh. 😄
Variabel ini memiliki kemampuan khusus karena ada tanda bintang (*) di depannya.
Kalau tidak ada itu…
…maka akan menjadi variabel yang biasa-biasa saja.
Lalu bagaimana cara menggunakan dalam program?
Kapan waktu yang tepat menggunakannya?
Apa bedanya *args dan **kwargs?
Mari kita bahas.
Kapan *args dan **kwargs digunakan?
Jika kita mencoba membuat variabel dengan nama *args dan **kwargs, maka akan terjadi error.

Kenapa bisa begitu?
Karena ada simbol bintang (*) di depannya. Sedangkan pada aturan penulisan variabel di Python, kita tidak dibolehkan menggunakan simbol di depan, kecuali underscore (_).
Lalu di mana penggunaannya?
Variabel *args dan **kwargs digunakan sebagai parameter pada fungsi.
Contoh:
# Pembuatan fungsi
def panggil(*nama):
print "daftar orang yang dipanggil:"
for orang in nama:
print orang
# pemanggilan fungsi
panggil("dian", "deni", "agus")*args dan **kwargs bukanlah sesuatu yang baku. Kita juga bisa membuatnya sesuka hati seperti *nama, **nama, *buku, dsb.Hasil outputnya:
daftar orang yang dipanggil:
dian
deni
agusPada contoh di atas, kita memberikan tiga parameter ke dalam fungsi panggil().
panggil("dian", "deni", "agus")Sedangkan pada pembuatanya kita hanya menggunakan satu parameter, yaitu: *nama.
Kok bisa?
Inilah ajaibnya.
Saat kita menambahkan tanda bintang (*) di depan parameter, kita bisa memberikan parameter berapapun yang kita inginkan saat pemanggilan.
panggil("dian", "deni", "agus")
panggil("toni", "amir", "dian", "deni", "agus")
panggil("dion", "beni", "heri", "hadi")Jadi, kapan waktu yang tepat menggunakan *args dan **kwargs?
Waktu yang tepat menggunakan *args dan **kwargs adalah saat kita membuat fungsi dan jumlah parameternya tidak jelas alias tidak pasti (not fixed).
Biasanya kan kita membuat seperti ini:
def colek(nama1, nama2, nama2):
passFungsi tersebut hanya mampu menerima tiga parameter saja.
colek("eko", "rian", "dwi")
# coba berikan 1 parameter pasti akan error
colek("anto")Lalu bagaimana kalau ingin lebih dari tiga, kadang juga kita ingin satu saja?
di sanalah kita harus menggunakan *args dan **kwargs.
Apa Perbedaan dari *args dan **kwargs?
Perbedaan yang paling terlihat adalah dari jumlah tanda bintangnya.
*args menggunakan satu tanda bintang, sedangkan **kwargs menggunakan dua tanda bintang.
Antara tanda bintang satu dan dua, itu memiliki perbedaan:
*artinya akan membuat parameter menjadi tuple.**artinya akan membuat parameter menjadi dictionary.
Belum tahu tentang apa itu tuple dan dictionary?
Silakan baca:
- Mengenal Struktur data Tuple di Python (coming soon)
- Mengenal Struktur data Dictionary di Python (coming soon)
Antara *args dan **kwargs, cocoknya dipakai di mana?
Sebenarnya tergantung dari kasusnya.
Saat kita menggunakan **kwargs kita diharuskan membuat keyword atau kata kunci ke dalam parameternya.
Seperti ini:
panggil(nama="petanikode")Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan contoh program berikut:
# membuat fungsi dengan parameter *args
def kirim_sms(*nomer):
print nomer
# membuat fungsi dengan parameter **kwargs
def tulis_sms(**isi):
print isi
# Pemanggilan fungsi *args
kirim_sms(123, 888, 4444)
# pemanggilan fungsi **kwargs
tulis_sms(tujuan=123, pesan="apa kabar")Hasil outputnya:
(123, 888, 4444)
{'tujuan': 123, 'pesan': 'apa kabar'}Kita juga bisa memanggil fungsinya seperti ini:
# siapkan parameternya
list_nomer = [123, 888, 4444]
isi_sms = {'tujuan': 4444, 'pesan': 'mau daftar pak'}
# pemanggilan fungsi
kirim_sms(*list_nomer)
tulis_sms(**isi_sms)Hasil ouutputnya juga akan sama.
Contoh Kasus di Dunia Nyata
Bagaimana contoh penggunaan *args dan **kwargs di dunia nyata?
Seperti yang telah kita ketahui, dengan *args dan **kwargs kita bisa membuat parameter fungsi menjadi dinamis.
Salah satu contoh kasus penerapannya di dunia nyata: Fungsi untuk menghitung nilai rata-rata.
Karena data yang akan kita hitung nilai rata-ratanya bersifat dinamis, maka kita harus menggunakan *args atau **kwargs.
Contoh programnya:
# membuat fungsi rata-rata
def rata_rata(*data):
banyak_data = len(data)
jumlah_data = sum(data)
nilai_rata_rata = float(jumlah_data) / float(banyak_data)
return nilai_rata_rata
print rata_rata(2,4,1,2,4,1,2,3,4,5,1,8,2)Fungsi len() adalah fungsi untuk menghitung banyak data yang terdapat dalam tuple atau list. Sedangkan fungsi sum() adalah fungsi untuk menjumlahkan semua data-nya.
Selanjutnya kita terapkan rumus nilai rata-rata:
rata_rata = jumlah_data / banyak_dataHasil outputnya:
3.0
No comments:
Post a Comment